Minggu, 26 Maret 2017

RESUME BUKU PANDUAN PROGRAM DESA PRODUKTIF BEASTUDI ETOS



       I.            PENGANTAR
a.      Prolog
       Pembangunan bangsa Indonesia tidak hanya tertumpu pada pemerintah, melainkan tugas seluruh elemen bangsa ini. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa menjadikan Indonesia sebagai negara besar bukanlah perkara mudah, namun membangun Indonesia maju dengan masyarakatnya yang sejahtera bukan hal mustahil. Sebagai langkah awal dalam membangun bagsa, peran generasi muda dilakukan melalui aktivitas kontributif. Desa Produktif (Despro) menjadi salah satu sarana pengembangan kapasitas generasi muda dalam memahami masalah bangsa yang langsung bersinggungan dengan masyarakat akar rumput.
b.      Sekilas Tentang Desa Produktif
                                 i.      Sekolah Desa Produktif (SDP) sebagai Akar Despro
       SDP adalah program revitalisasi desa dengan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat, baik potensi bidang pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi. Sekolah Desa Produktif mengedepankan prinsip partisipatif dan mandiri, sehingga masyarakat sasaran bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga bagian dari subyek pemberdayaan. Sasaran program Sekolah Desa Produktif adalah masyarakat desa/komunitas marjinal. Pelaksana program Sekolah Desa Produktif digerakkan oleh mahasiswa penerima Beastudi Etos, dimana kegiatan ini menjadi bagian pembinaan mereka pada bidang sosial pemberdayaan.
                               ii.      Transformasi Menuju Desa Produktif
       SDP merupakan perkembangan awal Desa Produktif (Despro) yang saat ini mulai memiliki alur konsistensi tujuan dan output program yang lebih terukur. Program kontribusi mahasiswa penerima Beastudi Etos ini diawali di tahun 2009 dengan nama Kampung Produktif yang besrsifat proyek/insidental dengan skema pengajuan program yang bersifat kompetisi. engan demikian, program ini dibatasi waktu dan belum memiliki aspek sustainability yang kuat. Dinamika substansi program kampung produktif mengalami perubahan yaitu menempatkan pola pembinaan pada aktivitas ini sebagai program pembinaan bidang sosial bagi penerima Beastudi Etos mulai tahun 2011. Semangat SDP diawali program melalui sekolah guna mengembangkan kualitas dan potensi masyarakat secara umum dalam jangka panjang. Namun seiring berjalannya waktu SDP mengalami perubahan nama menjadi Desa Produktif (Despro) karena tidak semua daerah memiliki program secara langsung melalui sekolah, dengan kata lain langsung berhubungan dengan masyarakat.
        Perubahan yang terjadi di atas dikarenakan pertimbangan tujuan program, yaitu penguatan pada output program bagi masyarakat dan membangun profil kontributif bagi penerima manfaat Beastudi Indonesia yang diputuskan pada tahun 2014. Pergeseran makna Desa Produktif (Despro) digunakan untuk menamai lokasi masyarakat sasaran. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam mengoptimalkan hasil atau capaian program Despro, yaitu peningkatan kapasitas internal tim Despro daerah dan penguatan jaringan. Tujuan utama Despro adalah 2 hal, pertama, memberikan kompetensi kepada penerima manfaat BI dalam memahami persoalan akar rumput dan mengorganisasikan masyarakat. Kedua, aktivitas Despro mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara signifikan.
c.       Rencana Intervensi SDP
Rencana intervensi SDP ditujukan pada empat bidang utama, yaitu:
                                 i.      Bidang Pendidikan
                               ii.      Bidang Ekonomi
                             iii.      Bidang Kesehatan
                             iv.      Bidang Sosial
d.      Struktur dan Pengelolaan
                                 i.     
Manajer Komunitas
Struktur Desa Produktif
Supervisor Pembinaan Bidang Sosial

Koord. Despro

Pendamping Bidang Sosial Etos

Fasilitator Despro

Koordinator Daerah SDP

Adminkeu

PIC Program

PIC Program Pendidikan

PIC Program Kesehatan

PIC Program Ekonomi

PIC Program Sosial


                               ii.      Job Desc. Tim SDP Daerah
·         Mengawal proses pelaksanaan program Desa Produktif.
·         Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Despro di daerah masing-masing.
·         Melaporkan perkembangan pelaksanaan Despro secara periodik sesuai sistematika yang ada.
·         Melakukan proses kerjasama dengan pihak lain untuk optimalisasi capaian Despro
·         Membangun, memonitoring dan mengevaluasi komunikasi yang baik dengan tim Despro pusat, tim Despro daerah dan masyarakat sasaran.
·         Membangun, menciptakan dan mengawal komunikasi maupun mempublikasikan program Despro kepada pihak eksternal.
·         Optimalisasi potensi kemandirian finansial daerah.
·         Membangun komunikasi dan sinergi dengan program-program Beastudi Indonesia dan Dompet Dhuafa
                             iii.      Hak Tim SDP Daerah
·         Support pembiayaan atas program
·         Pendampingan oleh Tim Despro pusat
·         Konsultasi dan koordinasi terkait konsep program Despro daerah


    II.            MIMPI DESA PRODUKTIF
a.      Visi dan Misi
·         Visi : Membangun Generasi Kontributif dalam Mewujudkan Masyarakat Mandiri yang Unggul dan Berdaya.
·         Misi : Menciptakan Generasi Peduli untuk Masyarakat Mandiri yang Unggul dan Berdaya.
·         Tujuan Utama : Mengembangkan wilayah dengan mengedepankan potensi lokal yang dimotori oleh partisipasi masyarakat yang difasilitasi oleh mahasiswa, dimana mampu memberikan manfaat secara signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b.      Kurikulum Despro (Pembinaan Profil Kontributif)
Tahun
Aspek
Point




Tahun I
Tahu Apa
1.Memahami pemberdayaan masyarakat secara teoritis
2.Mengetahui pola pendekatan pemberdayaan masyarakat  
Bisa Apa
1.      Mampu Membuat Analisis Dasar Kondisi Masyarakat  
2.      Mampu Menyusun Program Pendampingan Masyarakat
Perilaku Seperti Apa
1.      Peka
2.      Empati
3.      Probono/Berbagi 
4.      Suka  Menolong
Metode
1.      Training
2.      Penugasan membaca Buku
3.      Pendampingan Program Sosial
4.      Coaching
5.      Kunjungan Kelembagaan
Materi (Bersifat Hierarki)
1.      Teori dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Pola PRA)
2.      Social mapping, penyusunan grand design dan aktivitas program (Pola SLA)
3.      Community Organizer
4.      Penguatan dan pengembangan Jaringan
5.      Kajian pengukur keberhasilan program (LFA)
6.      PAIKEM
Indikator Keberhasilan
Aktif dalam kegiatan sosial (aktif dalam proses pendampingan minimal 10 kali)
Cara Mengukur (Evaluasi)
1.      Rilis Kegiatan sosial yang diikuti
2.      Daftar kontrol dari pendamping etos bidang sosial pemberdayaan




Tahun II
Tahu Apa
1.      Memahami Demografi Sosial Masyarakat
2.      Membangun Jaringan
3.      Mampu Mengimplementasikan Program Pemberdayaan Masyarakat
Bisa Apa
1.      Mampu Aktif dan Mengorganisasikan Masyarakat
2.      Memiliki jaringan
Perilaku Seperti Apa
1.      Peka
2.      Empati
3.      Probono/Berbagi
4.      Suka Menolong
Metode
1.      Training
2.      Penugasan membaca Buku
3.      Pendampingan Program Sosial
4.      Coaching
5.      Kunjungan Kelembagaan
Materi (Bersifat Hierarki)
Manajemen pemagku kepentingan (manajemen jaringan)2. Identifikasi potensi dan resiko dalam program3. Kebijakan pembangunan masyarakat4. Materi kontekstual kebutuhan daerah (3 x pertemuan).
Indikator Keberhasilan
Melakukan kegiatan sosial terstruktur 2. Mempunyai database jaringan 3. Aktif dalam kegiatan sosial (aktif dalam proses pendampingan minimal 15 kali).
Cara Mengukur (Evaluasi)
1.      Rilis kegiatan sosial yang diikuti
2.      Daftar jaringan tokoh/ institusi (nama, TTL, alamat, institusi, jabatan/posisi, no telepon, email, pin BB)


Tahun  III



Tahun  III
Bisa Apa
1.      Memahami Antropologi
2.      Memahami pola dan perencanaan rekayasa sosial
3.      Memahami aktivitas social entrepreneur
Perilaku Seperti Apa
1.      Mampu mengelola program sosial pemberdayaan
2.      Mampu mengoptimalkan jaringan program sosial pemberdayaan
3.      Memahami pola menyusun perencanaan social entrepreneur
Perilaku Seperti Apa
1.      Peka
2.      Empati
3.      Probono/Berbagi
4.      Suka Menolong
5.      Jiwa Kedermawanan Sosial (Aspek Ekonomi)
Metode
1.      Training
2.      Penugasan membaca Buku
3.      Pendampingan Program Sosial
4.      Coaching
5.      Kunjungan Kelembagaan
Materi (Bersifat Hierarki)
1.      Pembangunan budaya sosial masyarakat
2.      Pendidikan dan pengembangan manusia
3.      Tata kelola dan penguatan Civil Society (example: NGO, Social Entrepreneur, Lembaga Sosial Lokal/Institusi Sosial Mandiri/Koperasi)
4.      Materi kontekstual kebutuhan daerah (3 x pertemuan)
Indikator Keberhasilan
1.      Memiliki keterlibatan dalam pengelolaan daerah binaan
2.      Bekerja sama dengan jaringan yang dimiliki sesuai dengan jalur kompetensi
3.      Aktif dalam kegiatan sosial (aktif dalam proses pendampingan minimal 7 kali)
Cara Mengukur (Evaluasi)
1.      Rilis kegiatan sosial yang diikuti
2.      Daftar jaringan tokoh/ institusi (nama, TTL, alamat, institusi, jabatan/posisi, no telepon, email, pin BB)
3.      Data penyusunan kaji dampak keberlangsungan program sosial

c.       Rencana Strategis
No.
Kategori Daerah
Definisi
Capaian Masyarakat/Komunitas Sasaran
1.
Wilayah proses inisiasi
Program masih pada tahap awal secara substantif, dimana program berfungsi sebagai upaya pendekatan kepada masyarakat.
Program dimaksudkan memberikan ruang pengalaman kepada masyarakat terhadap pengetahuan dan pengalaman yang baru.
1.      Mulai adanya komunikasi intensif dengan masyarakat/komunitas sasaran
2.       Mulai adanya kegiatan sosial bersama masyarakat/komunitas sasaran
3.       Masyarakat/komunitas sasaran mulai terlibat dalam implementasi program
4.       Kegiatan berlangsung secara simultan
5.      Mulai memiliki CO lokal
6.      Batasan waktu berproses selama 2 tahun
2.
Wilayah proses
pendampingan dan penguatan
Wilayah dengan keberjalanan
program dengan kategori baik dan mampu memberikan kebermanfaatan secara nyata
kepada masyarakat, walaupun tidak seluruhnya secara langsung. Tahap ini adalah langkah awal dalam mengembangkan potensi lokal dengan melibatkan partisipasi masyarakat
1. Komunikasi dan kegiatan bersama
masyarakat/komunitas sasaran berjalan secara rutin
2. Masyarakat/komunitas sasaran terlibat
aktif dalam proses program
3. Memiliki fokus program berbasis
masyarakat/komunitas sasaran
4. Memiliki output program (fisik maupun
imaterial/jasa)
5. Fokus program dan perencanaan
program bersifat berkelanjutan
6. Memiliki CO lokal yang menginisiasi
beberapa program (share authorized)
7. Memiliki jaringan kerjasama dalam
pengembangan program (min. 1 jaringan eksternal)
3.
Wilayah proses
pengembangan dan kemandirian
Wilayah dengan keberjalanan
program dengan kategori stabil dengan dimotori oleh partisipasi masyarakat. Hasil program mulai dirasakan secara langsung oleh masyarakat secara signifikan. Titik tekan pada fase ini adalah masyarakat mampu mandiri dalam mengelola potensi lokal mereka.
1. Partisipasi masyarakat/komunitas
sasaran menjadi titik poin utama dalam pelaksanaan program (komunikasi, perencanaan, implementasi, monev)
2. Memiliki produk program (output) yang
mulai dikelola secara swadaya (sendiri)
3. Produk program memiliki dampak
signifikan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat/komunitas sasaran
4. Program bersifat berkelanjutan dan
progresif
5. CO lokal menjadi motor utama
penggerak aktivitas masyarakat/komunitas sasaran
6. Memiliki jaringan kerjasama dalam
pengembangan program (lebih dari 2 jaringan eksternal) yang bersifat berkelanjutan
7. Batasan waktu berproses selama 5 tahun

d.      Logo Despro
                                                i.     Gambar dan Nama Logo
Api Cawan Kehidupan Gambar cawan yang menjaga api semangat kepedulian generasi muda dalam menjaga kehidupan dan nilai-nilainya. Kehidupan masa depan generasi peduli untuk masyarakat, bangsa dan negara.


                                              ii.     Makna Logo Desa Produktif
·         Daun hijau tua adalah simbol kehidupan yang memiliki banyak manfaat, selalu berkembang dan penuh dengan dinamika.
·         Api dan sumber api melengkung ke bawah berwarna merah  merupakan simbol cahaya dan semangat yang terus menyala serta keoptimisan menggerakkan kehidupan.
·         Dua lingkaran berwarna orange bermakna sebagai simbol ikatan seluruh elemen masyarakat   secar luas.  
e.       Grand Design Program
Grand design Despro berawal dari Awarness Building dan tertuju pada Peningkatan Kualitas Hidup.


 III.            SEKOLAH PEMBERDAYAAN
a.       Sekolah Pemberdayaan (media pengembangan kapasitas generasi muda dalam memahami masalah bangsa yang langsung bersinggungan dengan masyarakat akar rumput.)
b.      Rencana Program Pembinaan Profil Kontributif (direncanakan mulai dari tahun 1-3 dengan berbagai teori & prakteknya)
c.       Bentuk Program Berbasis Indikator MDGs (Terdiri dari bidag ekonomi, sosial, pendidikan & Kesehatan)
d.      Langkah Strategis Peningkatan Partisipasi Despro (meliputi kegiatan Pelibatan, Pendekatan, Intervensi & Penguatan Jaringan)

 IV.            Identifikasi Wilayah (Area Assessment)
Identifikasi wilayah ini meliputi 5 aspek yaitu:
a.       Analisis Masalah
b.      Analisis Prioritas Penetuan Lokasi SDP
c.       Analisis Peran
d.      Alur Assessment
e.       Penilaian Hasil Assessment
    V.            KAJIAN TEORITIS
a.       Sustainable Livelihood Approach (SLA) sebagai Identifikasi Potensi (yaitu suatu pendekatan penguhidupan yang berkelanjutan)
b.      Memahami Sustainable Livelihoods Approach (SLA) (pendekatan penguhidupan yang berkelanjutan)
c.       Konteks dan Variabel (ditekankan pada permasalahan lingkungan yang ada di tempat binaan)


 VI.            Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Monev memiliki 4 aspek yaitu:
a.       Tujuan (mengetahui perkembagan dsb terkait desa binaan)
b.      Target (program, tim, mitra dan dokumentasi)
c.       Sasaran (Penerima manfaat, pengurus, manajemen, mkitra & masyarakat)
d.      Bentuk Kegiatan (Monev, kunjungan, penguatan jaringan)

VII.            PENGUATAN JARINGAN DAN KOMUNIKASI EKSTERNAL
Hal ini terkait dengan beberapa point penting di bawah ini:
a.       Penguatan Jaringan
b.      Komunikasi Eksternal                                                                                     
                                                  i.   Press Release Media                                                                                  
                                                ii.   Plang Identitas Program                                                                            
                                              iii.   Penyusunan Laporan Publik

VIII.            FASILITATOR TIM DESA PRODUKTIF
a.       Ruang Lingkup Tugas Fasilitator (Secara umum yaitu memahami lembaga DD & Beastudi Indonesai & sebagai Fasilitator)
b.      Persyaratan Fasilitator Desa Produktif (Punya visi, pengalaman, aktiv organisasi, laki/wanita, usia 20-25 th & bersedia/sukarela)

 IX.            DESA PRODUKTIF AWARD
a.       Tujuan (Apresiasi & Penghargaan, Penjagaan dll)
b.      Sasaran (Seluruh wilayah despro)
c.       Jadwal Pelaksanaan (1x dalam 1 periode)
d.      Materi Penilaian (meliputi berbagai aspek proses; program dll)
e.       Metode Penilaian (Monev & Penyusunan evaluasi daerah)
f.       Bentuk Apresiasi (Hibah prestasi dan Publikasi program)
g.      Indikator Penilaian Despro Award (program, capaian program, partisipasi internal & eksternal)

    X.            PENUTUP
Despro merupakan langkah kecil yang digagas sebgai upaya perbaikan bagsa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
                        Wassalamualaikaum w.w.,


                                                                                                            Samarinda, 26 Maret 2017



RONI HAERONI                 ETOSER SMD 2014



Seru buat dibaca nih!

PENGALAMANKU (Roni Haeroni) PERTUKARAN PELAJAR KE BRUNEI DARUSSALAM 2018

 PERTUKARAN PELAJAR KE BRUNEI DARUSSALAM 2018 Borneo Studies Network (BSN): Youth Leadership Global Discovery Programme 2018 Brunei Darus...

Baca juga postingan Popular ini