TUGAS BK PEKAN 3 KELAS XI IPA/IPS/BHS/AGM
Buatlah Ringkasan dari Materi di bawah ini di Buku Catatan BK Anda!
Setelah selesai meringkas, silakan buat form/tabel bukti pelaksanaan Tugas di bawah ringkasan yang anda buat, lalu lengkapi dengan TTD Orang Tua Anda (Seperti Tabel/Form Bukti Pelaksanaan Tugas BK Pekan 1)!
dan berikan/publikasikan/posting komentar di kolom komentar bagian bawah dengan menuliskan nama lengkap dan kelas Anda. Jika anda tidak bisa mempublikasikan/memosting komentar, silakan minta bantuan teman anda untuk menuliskan/publikasikan/posting nama & kelas anda di kolom komentar!
"KEPEKAAN DIRI DAN SOSIAL"
Tujuan: Agar dapat mengerti
tentang kepekaan diri dan sosial, dapat memahami pentingnya hidup bersosial
serta dapat berprilaku yang bertanggung
jawab dalam masyarakat
A.
Pengertian Kepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan diri dan sosial merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati
reaksi - reaksi yang terjadi di lingkungan serta perubahan orang lain yang
ditunjukkannya baik secara verbal maupun nonverbal. Seorang individu
diasah dan ditempa untuk mengenal nilai moral baik buruk, pantas-tidak pantas,
mulia-hina, sikap-sikap yang membawa kepada keberhasilan atau pola perilaku
yang mengakibatkan kegagalan. Tumbuhnya kepekaan diri dan kepekaan sosial
tersebut selanjutnya akan membentuk kerpibadian seseorang. Bentuk kepekaan diri
antar lain peka terhadap ekspresi wajah dan perasaan, pikiran dan pendapat dan
lain-lain. Sedangkan kepekaan sosial contohnya peka terhadap berita di media
massa, perilaku ikut-ikutan, gosip dan fitnah serta pergaulan.
B.
Kepekaan
Terhadap Pemberitaan
Berita di media massa itu sangat dahsyat pengaruhnya, sehingga mempengaruhi pikiran dan sikap jutaan pembaca atau penerimanya. Inilah yang disebut bahwa berita dapat
membentuk opini publik. Bahayanya apabila
berita itu menyangkut citra dan martabat seseorang. Khususnya bila berita itu
tidak benar, isu, gosip, ditambah-tambah, dibelok-belokan, atau fitnah. Hal
inilah yang sering dikeluhkan bahwa pemberitaan dapat menghakimi atau “membunuh
karakter” seorang individu. Ini tidak adil dan kejam! Disamping itu,
jurnalistik memang menganut prinsip anomali, yakin sesuatu yang aneh, “sakit”,
penyimpangan dan unik dinilai sebagai daya tarik berita. Namun sayang, suatu
berita dianggap seolah-olah mewakili keadaan mayoritas pada umumnya. Oleh karena itu diperlukan kepekaan hati, sikap kritis,
dan bijak setiap menerima/mencerna setiap berita. Selain itu
sikap dalam menghadapi setiap gosip atau pemberitaan yang belum tentu benar
pemberitaannya.
C.
Mencermati Fenomena Perilaku Ikut-ikutan
Tidak semua hal yang diikuti
dan serempak dilakukan orang banyak adalah kebenaran! Tidak setiap perkara yang
dianut oleh mayoritas masyarakat itu, pasti suatu kebaikan. Sering kali suatu kebenaran itu hanya diikuti dengan
sebagian kecil masyarakat yaitu masyarakat yang masih teguh memegang
nilai-nilai/norma. Dan merekalah yang bakal sukses dan memperoleh kebahagiaan
sebenarnya.
Contoh 1 :
Mayoritas masyarakat barat menganut pergaulan bebas
dengan segala dampaknya. Sehingga penyakit HIV/AIDS merajalela. Pornografi dan
pornoaksi menjadi kebiasaan banyak orang tetapi GAYA HIDUP INI SESAT.
Contoh 2 : Budaya
tidak merokok sepertinya sedikit masyarakat yang mengikutinya sebagian kecil
saja orang yang tidak merokok atau instansi yang bebas asap rokok. Tapi
bukankah sebenarnya perilaku TIDAK
MEROKOK YANG SEHAT ?
Untuk itu, kita perlu mengantisipasi
prilaku ikut-ikutan. Kita memiliki pribadi yang berkarakter sesuai dengan
kepribadian bangsa yang kita cintai.
D.
Menumbuhkan
Kepekaan Sosial
Cara agar Anda mampu menumbuhkan kepekaan
sosial dalam diri sehingga Anda menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul
oleh siapapun yaitu sebagai berikut:
1. Menyadari
Bahwa Kita Tidak Bisa Hidup Sendiri
Mengapa
orang tidak mampu memiliki kepekaan sosial yang baik? Salah satu penyebabnya
adalah karena orang itu sering menyendiri dan tidak mau berbaur dengan yang
lain. Ia ada dalam sebuah lingkungan, tetapi ia tidak pernah mau untuk
berkumpul bersama dengan orang-orang yang ada dalam lingkungannya. Tiap ada
kegiatan bersama, orang yang semacam ini akan cenderung tidak mau hadir. Di
mata Allah, kesendirian adalah hal yang tidak baik. Kesendirian akan menjadikan
manusia tidak memiliki penolong yang sepadan. Sebab itu, Allah menciptakan
manusia dalam sebuah kebersamaan dengan manusia yang lain. Karena itu, dalam
rangka membangun kepekaan sosial, keluarlah dari kesendirian dan masukilah
kehidupan bersama dengan orang lain yang ada di sekitar kita.
2.
Bergaul dengan Sebanyak-banyaknya Orang
Perjumpaan
dengan banyak orang akan membuat kita makin mudah mengetahui perbedaan karakter
dari tiap-tiap pribadi. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan menciptakannya
dengan keunikan dan kekhususan masing-masing. Di dunia ini, tidak ada manusia
yang sama persis. Orang yang kembar identik pun tetap memiliki perbedaan
satu dengan yang lainnya. Karena itu, ketika kita membiasakan diri kita untuk
bergaul dengan banyak orang, hal itu akan mengasah kemampuan kita untuk melihat
masing-masing orang dengan keunikannya.
3.
Memperhatikan dan Memperbaiki Cara
Berbicara
Cara
berbicara adalah hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam hidup bersama orang
lain. Banyak orang yang dalam kehidupan sehari-hari berselisih dan bertengkar karena
cara bicaranya yang tidak menunjukkan kepekaan terhadap orang-orang yang ada di
sekitarnya. Keterlibatan kita dalam organisasi akan mengasah kita untuk
memiliki kepekaan dalam mengutarakan ide dan pendapat sehingga tidak melukai
orang lain. Keterlibatan ini juga akan membuat kita mampu mengenali cara
berpikir dan cara bicara orang lain sehingga sedikit banyak kemampuan kita
untuk mengenal orang lain akan terasah.
4.
Terlibat dalam Kegiatan Sosial
Kegiatan
sosial merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang pada masa
sekarang. Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam berbagai macam bentuk,
misalnya: kunjungan ke panti asuhan, pengumpulan dana untuk korban bencana,
pengobatan gratis, dan sebagainya. Jika Anda mendengar di sekolah Anda atau di lingkungan
Anda melakukan kegiatan-kegiatan semacam itu, sedapat mungkin terlibatlah dalam
kegiatan itu. Ambillah peran sesuai dengan talenta dan kemampuan Anda. Kegiatan
ini merupakan kegiatan positif yang akan mengasah kepekaan terhadap orang-orang
yang sedang membutuhkan pertolongan. Melalui kegiatan itu, Anda akan dibentuk
menjadi pribadi yang memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang perlu
diperhatikan dan dipedulikan dalam hidup ini.
5.
Mengembangkan Empati
Empati
merupakan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Kunci
untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan non verbal,
seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Seseorang
yang memiliki kemampuan ini akan lebih pandai menyesuaikan diri, lebih mudah
bergaul, dan lebih peka. Empati dapat kita kembangkan apabila kita membiasakan
diri untuk bergaul dengan orang lain dan mengamati orang-orang yang ada di
sekitar kita.
6.
Berperilaku Prososial
Perilaku
prososial adalah istilah yang digunakan oleh para ahli psikologi untuk
menjelaskan perilaku sukarela yang ditujukan untuk kepentingan atau keuntungan
orang lain, seperti: berbagi, membantu seseorang yang membutuhkan, bekerja sama
dengan orang lain, dan mengungkapkan simpati. Perilaku ini menuntut adanya
kesediaan untuk berkorban bagi orang lain, menghargai keberadaan orang lain,
dan tidak menempatkan diri sendiri lebih tinggi dari orang lain.
7.
Melihat dan Bertindak
Di
sekitar kita, banyak orang yang memiliki keterbatasan sehingga tidak dapat menjalankan
aktivitas sosialnya dengan normal. Misalnya, orang-orang miskin, anak-anak
jalanan, dan orang-orang yang sudah lanjut usianya. Mereka membutuhkan
perhatian lebih, bahkan pertolongan yang nyata dalam kesusahan mereka. Orang yang memiliki kepekaan sosial
adalah orang yang pada saat melihat orang lain yang ada dalam kondisi yang
susah tidak akan hanya berhenti pada memandang orang itu, melainkan melakukan
sesuatu untuk orang yang dilihatnya itu. "Sesuatu" di sini tidak
harus dengan memberi uang atau barang, melainkan juga bisa dalam bentuk
perbuatan lain, misalnya berdoa untuk orang itu.
E.
Melatih
Kepekaan Diri
Andaikata
kita ingin tahu bagaimana masa depan kita, sederhana sekali, Iihat apa yang
kita lakukan saat ini. Kalau saat ini kita pemalas, yang akan terjadi adalah
masa depan yang suram. Begitupun bila licik, pasti masa depan kita tidak
berbeda jauh dengan kelicikan yang dikerjakan saat ini. Karena segala yang kita
lakukan akan kembali kepada pelakunya.
Perbuatan baik akan menjadi buah kebaikan, tidak
sekarang mungkin nanti. Begitu pula jika amat buruk yang dikerjakan, pasti
berbuah keburukan pula. Kita semua sungguh harus menyadarl dan memahami, tidak
ada yang celaka, kecuali buah dari pekerjaan kita sendiri.
Oleh
karena itu, kewajiban kita hanya dua hal:
Pertama,
serius mencari dan menemukan kekurangan diri; tidak usah sibuk membela diri.
Kedua,
mengembangkan terus kemampuan/kelebihan/keunggulan supaya mampu berbuat lebih baik. Karena
kemuliaan seseorang dilihat dari tingkat manfaatya bagi orang lain. Orang
memang cenderung lebih sibuk dengan kepentingan dirinya, dengan aktivitas yang
menguntungkan diri. Tapi manusia yang terbaik adalah manusia yang
bermanfaat untuk manusia lainnya.